Sudah tanggal
8 ya? Baru empat tulisan ya? Ada hutang 4 tulisan dong ya? -_______-
Terinspirasi
dari hasi diskusi dengan Cacabun (sebuah grup WA beranggotakan calon bunda muda
yang kece-kece), bahwa harus ada perencanaan anggaran keuangan yang baik dalam
keluarga kecil yang sedang kita bangun bersama suami. Hehehe maklum masih pada
muda, agak keriting gitu otak kalo harus menyeimbangkan keinginan dan kebutuhan
sesuai dengan rejeki yang ada.
Hampir mau
setahun pernikahan dan saya baru membuat permanennya via Ms Excel. Ooooh how
lazy I am -____- Tapi alhamdulillah sebelumnya suami aman-aman aja tuh, nggak
protes tanyain catatan pengeluaran hahaha, karena biasanya kerjaan catat-mencatat
itu hanya bertahan sampai tanggal 5, setelah itu ... sudaaaah dicatat di otak
lalu lupa >.<
Memegang prinsip
kalau Allah SWT tidak akan membebani seseorang dengan sesuatu di luar
kemampuannya, maka saya merasa aman-aman saja. Dikasih berapa sama Allah, ya
itu lah yang dimanfaatkan. Dikasih gaji 100juta, nggak akan punya hutang 1
triliyun >.< Cuman mungkin perasaan aman saya ini jadi agak melenakan ya.
Banyak jajan di awal bulan, megap-megap juga di akhir bulan. Duh, ketahuan deh
suami-istri mantan mahasiswa anyar >.<
Obral-obrol
dengan ibu-ibu Cacabun lalu cari-cari info via google, akhirnya didapatlah
bagaimana memaksimalkan rejeki, dalam hal ini uang tentu saja. Maklum, istri kan
katanya bendahara keluarga, yang paling up date kalau harga telor tiba-tiba
melonjak naik *curhat*
Jadi
disini saya mencoba berbagi ilmu yang sudah didapat sekalian berbagi
perhitungan anggaran sesuai dengan selera saya hahaha -_____-
Sebenarnya
yang namanya keuangan keluarga itu punya prinsip begini, pengeluaran bersifat
tetap atau malah naik dan pemasukan bisa naik turun. Pengeluaran tetap
maksudnya misalnya kita punya cicilan rumah, ya pengeluaran itu akan tetap ada
sampai cicilan kita lunas. Biasanya sih beres 5-15 tahun. Pengeluara bersifat
naik, kan nanti insya Allah akan dikarunai anak, maka berarti akan ada
pengeluaran tambahan seperti biaya kontrol kehamilan sampai pada biaya pendidikan
anak. Sedangkan pemasukan bisa naik turun. Kita tidak pasti tahu berapa besar
gaji suami (atau mungkin juga istri bila bekerja atau punya usaha), tahun ini
mungkin naik, tahun depan mungkin resign dan gaji masih dirahasiakan. Atau istri,
contohnya saja, alhamdulillah sebelum hamil masih bisa bantu suami, hasil uang
les saya lumayan buat tambah-tambah beli sayur. Tapi setelah hamil mudah dan
badan udah mulai drop untuk diajak kerja, jadi berhenti dulu. Otomatis pemasukan
keluarga menurun.
Seperti prinsip
ekonomi yang biasa diajarkan di sekolah dulu, bagaimana kita mengoptimalkan
pemasukan yang ada dengan pengeluaran yang bisa bertambah.
Paling mudah
membuat anggaran rumah tangga ya di aplikasi Ms Excel, biar bisa hitung sendiri
komputernya hahaha. Perencanaan anggara rumah tangga itu dibagi menjadi 2,
yakni pemasukan dan pengeluaran.
PEMASUKAN
Berisi sumber
uang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bisa dari
gaji suami, gaji istri, hasil usaha, ataupun beasiswa bagi pasangan yang masih
kuliah. Pesangon dari orangtua? Hmm ... kalau memang orangtuanya berniat
memberi tanpa paksaan sih alhamdulillah, tapi jangan sampai setelah menikah
kita masih meminta uang pada orangtua. Justru kitalah yang harus kasih tambahan
untuk jajan orangtua kita. Insya Allah rejeki cukup dan berkah yaaa aamiiin ^^
Oh iya,
kolom pemasukan ini terbagi menjadi budget, aktual dan selisih. Kalau yang
gajinya sudah tetap, maka budget dan aktual akan sama sehingga tidak ada
selisih. Namun untuk yang usaha seperti saya, tidak bisa mematok akan
mendapatkan pemasukan berapa bulan ini dari usaha tersebut, maka pasti ada
perbedaan antara yang kita rancang/ budget dengan fakta pendapatan/ aktual. Tentunya
akan ada selisih ya. Bisa negatif dan positif. Harapannya sih aktual pemasukan
lebih besar dari budget. Aamiiiiin bangeeet ^^
PENGELUARAN
Pengeluaran
rumah tangga banyak jenis dan anak jenisnya hehehe. Agar lebih mudah saya bagi
menjadi berikut ini:
1. Hutang,
misalnya cicilan rumah, cicilan kendaraan, atau mungkin ada hutang lainnya yang
sifatnya jangka panjang. Hutang berada pada urutan pengeluaran pertama karena
harus segera dituntaskan.
2. Sodaqoh,
kalau di anggaran yang saya buat, jenis pengeluaran ini menduduki peringkat
kedua. Misalnya, anggaran untuk kasih ke keluarga baik dari pihak suami maupun
istri, santunan yatim piatu bagi yang ikut, infaq jum’atan dan lainnya.
3. Konsumsi
rutin bulan, jenis ini adalah yang paling buuuaaanyaak anaknya, dan paling
riweuh menentukannya, hahaha. Saya bagi menjadi berikut:
a. Tagihan,
seperti tagihan listrik, telepon, air, iuran sampah, iuran pemakaman, hingga
uang pulsa suami-istri.
b. Transportasi,
seperti bensin, bayar tol, parkir, servis motor, ongkos angkot dan biaya lain. Kalau
suami, karena kalau mau kerja harus menyebrangi sungai dulu, maka ada biaya
tempek (sejenis kapal kecil untuk penyebrangan). Pokoknya segala sesuatunya
yang berhubungan dengan transportasi ditulis disini.
c. Makanan.
Beeeuuuuuuhh ini yang mantap. Maklum booo urusan perut rada berabe. Pengeluaran
yang termasuk tipe makanan seperti gas (jika menggunakan kompor gas), air
galon, beras, minyak, sayur mayur, lauk pauk, telor, bumbu, minuman saset (teh,
kopi, energen *eh sebut merek*), buah, garam, gula, kecap, sambal botol, susu,
camilan, hingga anggaran jajan di luar *lambaikan tangan ke ibu-ibu penjual
pempek*
d. Kesehatan,
yaaaa siapa tahu ada yang sakit, maka wajib ada anggarannya. Harapannya sih
selalu sehat bugar yaa. Kalau yang sedang hamil, biaya kontrol kesehatan janin
bisa dimasukkan kesini.
e. Kebersihan,
misalnya sabun, sampo, odol, sikat gigi, sabun cuci baju, sabun cuci piring,
sabun lantai, tisu, obat nyamuk, pewangi ruangan, dan sebagainya.
f. Tabungan, terdiri dari tabungan pendidikan anak,
tabungan persalinan, tabungan haji untuk suami-istri, hingga tabungan untuk
usaha di masa mendatang.
g. Hiburan,
hihihiii mungkin ini yang bikin ngiler yaaa, misalnya nonton bioskop (untungnya
di tempat saya tinggal sekarang nggak ada bioskop, mengurangi pengeluaran deh),
jalan-jalan, beli buku, beli baju (hahaha iya loh beli baju tuh termasuk
hiburan menurut saya). Naaah apalagi bulan-bulan sekarang, kudu direncanakan
anggaran untuk mudik bagi bagi-bagi THR ke adik-adik ^^
h. Jika
sudah punya anak, menurut saya anggaran untuk anak dibuat terpisah agar lebih
mudah. Misalnya kebutuhan susu, pempers, dan lainnya yang saya masih belum
paham >.<
Sama
seperti pemasukan, bagian pengeluara ini juga dibagi menjadi 3 kolom, yakni
budget, aktual dan selisih. Makanyaaa bu ibuuu, kudu dicatet banget tuh, atau
kalo males yaa disimpan struk belanjaan biar tahu berapa harga sekarung beras
untuk 1 bulan dan lainnya. Jadi kita bisa ambil ancang-ancang berapa total
pengeluaran yang akan dibutuhkan untuk bulan depan. Jika terjadi penurunan
harga *melirik pak jokowi*, kan lumayan selisihnya bisa buat jajan, eh salah,
buat ditabung, di perut tapi nabungnya *sama aja* >.<
Naaaahh
pemasukan dan pengeluaran yang sudah ditotal jika diselisihkan akan mendapatkan
saldo bulanan, bisa untuk ditabung juga. Oh iya, mengenai tabungan, menurut
kawan saya di Cacabun, perlu banget dibuat buku tabungan terpisah dan tidak
boleh diganggu gugat. Hanya boleh diisi, dan diambil jika waktunya sudah tepat.
Hhmmm ... akan saya diskusikan nanti dengan suami *lirik celengan besi*
Atau bisa
juga uang hasil usaha tambahan dari suami atau istri dijadikan ataupun
dimasukkan untuk tabungan masa depan. Terserah kalian saja sih, sekreatif
mungkin, seklop mungkin sehingga kita sebagia pasangan suami istri bisa
mengoptimalkan rejeki hingga tidak mendzalimi diri sendiri, hehehe misalnya
saking mau nabung sampai ga makan sebulan *ampun*.
Kalau sebelum
saya bikin anggaran begini, patokan pengeluaran saya adalah sekian rupiah
tertentu per hari atau per minggu nya, sehingga tidak ada pengluaran yang
dihambur-hamburkan. Jika merasa penting dan keluar dari anggaran, berarti kudu
dihemat ke minggu berikutnya.
Mungkin segitu
aja yang bisa saya sharing. Jika ada yang kurang, monggooo terbuka lebar untuk
tambahan ilmunya. Maklum, bukan anak ekonomi. Dan yang paling penting dari ini
semua adalah: PARA ISTRI HARUS RAJIN MENCATAT DAN TEGAS DALAM MENGATUR KEUANGAN
*tinju diri sendiri*