6/8/15

#5 : Mengoptimalkan Rejeki



Sudah tanggal 8 ya? Baru empat tulisan ya? Ada hutang 4 tulisan dong ya? -_______-

Terinspirasi dari hasi diskusi dengan Cacabun (sebuah grup WA beranggotakan calon bunda muda yang kece-kece), bahwa harus ada perencanaan anggaran keuangan yang baik dalam keluarga kecil yang sedang kita bangun bersama suami. Hehehe maklum masih pada muda, agak keriting gitu otak kalo harus menyeimbangkan keinginan dan kebutuhan sesuai dengan rejeki yang ada.

Hampir mau setahun pernikahan dan saya baru membuat permanennya via Ms Excel. Ooooh how lazy I am -____- Tapi alhamdulillah sebelumnya suami aman-aman aja tuh, nggak protes tanyain catatan pengeluaran hahaha, karena biasanya kerjaan catat-mencatat itu hanya bertahan sampai tanggal 5, setelah itu ... sudaaaah dicatat di otak lalu lupa >.<

Memegang prinsip kalau Allah SWT tidak akan membebani seseorang dengan sesuatu di luar kemampuannya, maka saya merasa aman-aman saja. Dikasih berapa sama Allah, ya itu lah yang dimanfaatkan. Dikasih gaji 100juta, nggak akan punya hutang 1 triliyun >.< Cuman mungkin perasaan aman saya ini jadi agak melenakan ya. Banyak jajan di awal bulan, megap-megap juga di akhir bulan. Duh, ketahuan deh suami-istri mantan mahasiswa anyar >.<

Obral-obrol dengan ibu-ibu Cacabun lalu cari-cari info via google, akhirnya didapatlah bagaimana memaksimalkan rejeki, dalam hal ini uang tentu saja. Maklum, istri kan katanya bendahara keluarga, yang paling up date kalau harga telor tiba-tiba melonjak naik *curhat*

Jadi disini saya mencoba berbagi ilmu yang sudah didapat sekalian berbagi perhitungan anggaran sesuai dengan selera saya hahaha -_____-

Sebenarnya yang namanya keuangan keluarga itu punya prinsip begini, pengeluaran bersifat tetap atau malah naik dan pemasukan bisa naik turun. Pengeluaran tetap maksudnya misalnya kita punya cicilan rumah, ya pengeluaran itu akan tetap ada sampai cicilan kita lunas. Biasanya sih beres 5-15 tahun. Pengeluara bersifat naik, kan nanti insya Allah akan dikarunai anak, maka berarti akan ada pengeluaran tambahan seperti biaya kontrol kehamilan sampai pada biaya pendidikan anak. Sedangkan pemasukan bisa naik turun. Kita tidak pasti tahu berapa besar gaji suami (atau mungkin juga istri bila bekerja atau punya usaha), tahun ini mungkin naik, tahun depan mungkin resign dan gaji masih dirahasiakan. Atau istri, contohnya saja, alhamdulillah sebelum hamil masih bisa bantu suami, hasil uang les saya lumayan buat tambah-tambah beli sayur. Tapi setelah hamil mudah dan badan udah mulai drop untuk diajak kerja, jadi berhenti dulu. Otomatis pemasukan keluarga menurun.

Seperti prinsip ekonomi yang biasa diajarkan di sekolah dulu, bagaimana kita mengoptimalkan pemasukan yang ada dengan pengeluaran yang bisa bertambah.

Paling mudah membuat anggaran rumah tangga ya di aplikasi Ms Excel, biar bisa hitung sendiri komputernya hahaha. Perencanaan anggara rumah tangga itu dibagi menjadi 2, yakni pemasukan dan pengeluaran.

PEMASUKAN
Berisi sumber uang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bisa dari gaji suami, gaji istri, hasil usaha, ataupun beasiswa bagi pasangan yang masih kuliah. Pesangon dari orangtua? Hmm ... kalau memang orangtuanya berniat memberi tanpa paksaan sih alhamdulillah, tapi jangan sampai setelah menikah kita masih meminta uang pada orangtua. Justru kitalah yang harus kasih tambahan untuk jajan orangtua kita. Insya Allah rejeki cukup dan berkah yaaa aamiiin ^^

Oh iya, kolom pemasukan ini terbagi menjadi budget, aktual dan selisih. Kalau yang gajinya sudah tetap, maka budget dan aktual akan sama sehingga tidak ada selisih. Namun untuk yang usaha seperti saya, tidak bisa mematok akan mendapatkan pemasukan berapa bulan ini dari usaha tersebut, maka pasti ada perbedaan antara yang kita rancang/ budget dengan fakta pendapatan/ aktual. Tentunya akan ada selisih ya. Bisa negatif dan positif. Harapannya sih aktual pemasukan lebih besar dari budget. Aamiiiiin bangeeet ^^


PENGELUARAN
Pengeluaran rumah tangga banyak jenis dan anak jenisnya hehehe. Agar lebih mudah saya bagi menjadi berikut ini:
1.   Hutang, misalnya cicilan rumah, cicilan kendaraan, atau mungkin ada hutang lainnya yang sifatnya jangka panjang. Hutang berada pada urutan pengeluaran pertama karena harus segera dituntaskan.
2. Sodaqoh, kalau di anggaran yang saya buat, jenis pengeluaran ini menduduki peringkat kedua. Misalnya, anggaran untuk kasih ke keluarga baik dari pihak suami maupun istri, santunan yatim piatu bagi yang ikut, infaq jum’atan dan lainnya.
3.  Konsumsi rutin bulan, jenis ini adalah yang paling buuuaaanyaak anaknya, dan paling riweuh menentukannya, hahaha. Saya bagi menjadi berikut:
a. Tagihan, seperti tagihan listrik, telepon, air, iuran sampah, iuran pemakaman, hingga uang pulsa suami-istri.
b.  Transportasi, seperti bensin, bayar tol, parkir, servis motor, ongkos angkot dan biaya lain. Kalau suami, karena kalau mau kerja harus menyebrangi sungai dulu, maka ada biaya tempek (sejenis kapal kecil untuk penyebrangan). Pokoknya segala sesuatunya yang berhubungan dengan transportasi ditulis disini.
c. Makanan. Beeeuuuuuuhh ini yang mantap. Maklum booo urusan perut rada berabe. Pengeluaran yang termasuk tipe makanan seperti gas (jika menggunakan kompor gas), air galon, beras, minyak, sayur mayur, lauk pauk, telor, bumbu, minuman saset (teh, kopi, energen *eh sebut merek*), buah, garam, gula, kecap, sambal botol, susu, camilan, hingga anggaran jajan di luar *lambaikan tangan ke ibu-ibu penjual pempek*
d. Kesehatan, yaaaa siapa tahu ada yang sakit, maka wajib ada anggarannya. Harapannya sih selalu sehat bugar yaa. Kalau yang sedang hamil, biaya kontrol kesehatan janin bisa dimasukkan kesini.
e.   Kebersihan, misalnya sabun, sampo, odol, sikat gigi, sabun cuci baju, sabun cuci piring, sabun lantai, tisu, obat nyamuk, pewangi ruangan, dan sebagainya.
f.     Tabungan, terdiri dari tabungan pendidikan anak, tabungan persalinan, tabungan haji untuk suami-istri, hingga tabungan untuk usaha di masa mendatang.
g.  Hiburan, hihihiii mungkin ini yang bikin ngiler yaaa, misalnya nonton bioskop (untungnya di tempat saya tinggal sekarang nggak ada bioskop, mengurangi pengeluaran deh), jalan-jalan, beli buku, beli baju (hahaha iya loh beli baju tuh termasuk hiburan menurut saya). Naaah apalagi bulan-bulan sekarang, kudu direncanakan anggaran untuk mudik bagi bagi-bagi THR ke adik-adik ^^
h.      Jika sudah punya anak, menurut saya anggaran untuk anak dibuat terpisah agar lebih mudah. Misalnya kebutuhan susu, pempers, dan lainnya yang saya masih belum paham >.<

Sama seperti pemasukan, bagian pengeluara ini juga dibagi menjadi 3 kolom, yakni budget, aktual dan selisih. Makanyaaa bu ibuuu, kudu dicatet banget tuh, atau kalo males yaa disimpan struk belanjaan biar tahu berapa harga sekarung beras untuk 1 bulan dan lainnya. Jadi kita bisa ambil ancang-ancang berapa total pengeluaran yang akan dibutuhkan untuk bulan depan. Jika terjadi penurunan harga *melirik pak jokowi*, kan lumayan selisihnya bisa buat jajan, eh salah, buat ditabung, di perut tapi nabungnya *sama aja* >.<

Naaaahh pemasukan dan pengeluaran yang sudah ditotal jika diselisihkan akan mendapatkan saldo bulanan, bisa untuk ditabung juga. Oh iya, mengenai tabungan, menurut kawan saya di Cacabun, perlu banget dibuat buku tabungan terpisah dan tidak boleh diganggu gugat. Hanya boleh diisi, dan diambil jika waktunya sudah tepat. Hhmmm ... akan saya diskusikan nanti dengan suami *lirik celengan besi*

Atau bisa juga uang hasil usaha tambahan dari suami atau istri dijadikan ataupun dimasukkan untuk tabungan masa depan. Terserah kalian saja sih, sekreatif mungkin, seklop mungkin sehingga kita sebagia pasangan suami istri bisa mengoptimalkan rejeki hingga tidak mendzalimi diri sendiri, hehehe misalnya saking mau nabung sampai ga makan sebulan *ampun*.

Kalau sebelum saya bikin anggaran begini, patokan pengeluaran saya adalah sekian rupiah tertentu per hari atau per minggu nya, sehingga tidak ada pengluaran yang dihambur-hamburkan. Jika merasa penting dan keluar dari anggaran, berarti kudu dihemat ke minggu berikutnya.

Mungkin segitu aja yang bisa saya sharing. Jika ada yang kurang, monggooo terbuka lebar untuk tambahan ilmunya. Maklum, bukan anak ekonomi. Dan yang paling penting dari ini semua adalah: PARA ISTRI HARUS RAJIN MENCATAT DAN TEGAS DALAM MENGATUR KEUANGAN *tinju diri sendiri*

No comments:

Post a Comment