Nyokap pernah bercita-cita memiliki sekolah sendiri. Itu cita-citanya waktu SMA. Ternyata nyokap kuliah akutansi. Jauh banget dengan dunia perguruan. Tapi 30 tahun kemudian, tanpa nyokap kira, beliau bisa memiliki sekolah sendiri. Meskipun sekolahnya kecil-kecilan. Tapi sangat berarti banget buat beliau.
Toh, satu (1) nggak akan jadi sepuluh (10) kalau nggak ada angka nol (0).
Gue juga ikut-ikutan. Pengen banget punya sekolah sendiri. Kurikulumnya gue yang buat. Buku bacaannya gue yang tulis. Apa-apa hak cipta gue deh. Haha. Soalnya pendidikan Indonesia sekarang gitu sih. Kalo kata teman gue, "Kapitalis gila."
Makanya gue mau bikin sekolah gratis. Untuk siapa pun. Aamiin.
Kata bokap gue, mau bikin sekolah ya jadi guru dulu. Jangan ketinggian deh. Coba, kamu berani nggak sekolah di Rumpin?
Rumpin? Dimana tuh? Ternyata kata nyokap, Rumpin itu masih di daerah Bogor. Terpencil gitu. Hasil daging kurban gue selama idul adha sering dibagikan ke masyarakat Rumpin. Oooh. Tapi gue tetap nggak tahu Rumpin itu dimana. Dari rumah gue harus naik apa?
Di salah satu tweet kakak kelas gue, ada lowongan jadi pengajar relawan di sekolah gratis di Rumpin. Namanya Sekolah Kita Rumpin. Tag line sekolah itu keren banget. Sebab setiap tempat adalah sekolah kita. Ya, gue setuju banget. Di sudut mana pun di wajah bumi ini adalah tempat manusia belajar. Allah azza wa jalla menciptakan segala sesuatunya bukan untuk disia-siakan. Salah satunya insya Allah untuk dipelajari. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari cara semut bekerja, dari alur sungai di gunung ke kota, dari jantung kita berdegup berirama, dan dari dari yang lain.
So, gue mencoba mendaftar online kesini. Alhamdulillah keterima. Niatnya sih jadi pengajar tetap. Eh, ternyata sekalian jadi koordinator pengajar tetap dan relawan. Alhamdulillah-nya dobel tripel ini mah! Makasih ya kakak-kakak sekolah kita yang memberi kesempatan kepada saya untuk bermain dan belajar bersama adik-adik di Rumpin. Semoga saya bisa amanah, aamiin.
Mudah-mudahan ini jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT supaya gue bisa punya sekolah gratis sendiri. Mudah-mudahan bokap-nyokap rela akhir pekan rumah tambah sepi karena gue harus mengajar di Rumpin. Mudah-mudahan gue bisa belajar banyak dari teman-teman di sana. Aamiin.
Kondisi Sekolah Kita di Rumpun sangat mengenaskan, diisolasi TNI AU dan kurang fasilitas MCK, serta 70 anak-anak kecil rewel. Hm... Hajar lah!
Maunya sih terus up date keseruan di Sekolah Kita melalui blog ini. Pasti banyak objek fotografi menarik di sana! Supaya teman-teman juga tertarik main-main ke Rumpin.
Tapi, gue masih nggak tahu transportasi dari Tajurhalang ke Rumpin naik apa? Err.
No comments:
Post a Comment