Ada yang menarik dari status Bang Tere Liye kemarin malam. Seperti yang gue tulis pada posting sebelumnya bahwa setiap tempat adalah sekolah kita, maka kita bisa menjadikan mulut kita sebagai tempat menuntut ilmu yang baru.
Kata Bang Tere Liye begini, "Belajarlah dari filosofi meludah. Apa itu
filosofi meludah? Aneh sekali tabiatnya, kebalikan dari keran air, maka
semakin besar membuka mulut, maka semakin susah meludah, tapi kalau
kecil saja mulutnya terbuka, lancar sekali ludahnya melesat keluar. Coba
praktekkan sendiri kalau tidak percaya. Nah, di dunia ini,
terkadang ada yang seperti filosofi meludah. Semakin ngebet kalian,
semakin pengen, semakin maksa, semakin ngaku suka, dan sebagainya, maka dia
semakin menjauh tidak terjangkau. Tapi saat dijalani dengan tulus, tidak
berharap banyak, malah lancar sekali urusannya."
Filosofi Bang Tere Liye ini ngena banget. Gue pernah punya ambisi dan memaksa dunia mendukung gue untuk kuliah desain. Tapi yang terjadi gue malah kuliah di pertanian. Gue sih nggak tahu gue tulus apa kagak. Gue menjalani kuliah pertanian fine-fine aja. Toh, gue masih bisa mendesain. Plus makin ketagihan sama fotografi.
Lalu adik gue yang tabiatnya sama sekali nggak ada unsur seni-seninya, malah keterima kuliah Desain Interior di salah satu sekolah tinggi di Bandung. Err. Good luck deh, brader!
No comments:
Post a Comment