Pernah tidak merasa begini? Matahari panas menyengat dan kamu sedang di sawah yang sama sekali tidak ada pohon untuk berteduh, tas di belakang punggung berat tapi tidak mungkin ditinggal, sepatu yang baru kamu jahit terperangkap dalam kotoran kerbau, semua hal jadi tidak sesuai rencanamu, total berbeda. Lalu sekelilingmu tiba-tiba menikammu, salah adalah satu-satunya kata dalam kamus besar hidupmu, hal yang kamu takutkan nyata terjadi di depanmu.
Yang kamu butuhkan sebenarnya bukan ucapan semangat atau solusi berat. Kamu hanya ingin didengarkan. Lalu diingatkan kembali tentang iman.
Dengan sepercik air di muka, segala beban tiba-tiba pecah. Luluh bersama air yang melalui tengkukmu lalu jatuh ke tanah. Hilang seketika.
Aku pernah. Seringnya setelah berwudhu, angin kecil entah dari mana mengecup hidung, dan aaaaahh, segar sudah.
Maha Besar Allah yang Menciptakan air.
Fresh |
Malam ini, air menjadi begitu penting bertautan dengan kata kuat. Ini tentang percakapan pendek kita di dunia maya. Tentang kamu yang mengalirkan air. Tentang aku yang adalah wadahnya. Makasih ya, Air. Makasih ya, Rin ^^
Gimana caranya jadi kuat?
#akuterhempaskedinding
(laaah)
Standar kuat tiap orang beda-beda. Beberapa orang bilang aku lembek. Soalnya gampang nangis. Tapi menurutku, itu bukan kriteria kuat atau lemahnya seseorang. Abu Bakar dan Utsman itu juga mudah menangis. ^^
(hiks)
Kuat itu kalau dia bertahan dan kokoh pada jalan yang sudah ia yakini benar. Caranya? Mungkin kita harus cari strong why (tips waktu dulu ikutan training). Kenapa kita memilih jalan ini ...
And what is that strong why?
Yang terkuat adalah aqidah. Banyak strong why. Misal: sulit banget nih lulus kuliah skripsi dll, strong why-nya adalah mama dan papa sudah bekerja keras. Sederhana ya begitu. Tapi yang terkuat dari segalanya adalah aqidah. Kita tahu itu dari Allah.
(melayangkan jempol)
Aja aja fighting kakak
^^
Percakapan ini bagaikan air wudhu di teriknya tengah sawah tidak berpohon. Menyegarkan.
Makasih ya, Air ^^
No comments:
Post a Comment